Miliaran Rupiah Telah Habis, Dinas Pariwisata Lanjutkan Pembangunan Rumah Budaya


Kabardedikan.com, Luwu – Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Luwu Afif Hamka membenarkan bahwa lembaganya akan melanjutkan pembangunan rumah budaya yang terletak di samping Kantor Kecamatan Kamanre.

Hanya saja kata dia, proses perencanaan pembangunan lanjutan ini sudah selesai. Pihaknya hanya melanjutkan apa yang telah termaktub dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran atau DPA pembangunan rumah budaya tersebut. Sekedar diketahui, sebelumnya, pembangunan ini dikerjakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

“RABnya (Rancangan Anggaran Belanja), gambarnya sudah ada semuanya dan proses nya juga sudah berjalan. Ini tahap ke 2, istilahnya pekerjaan lanjutan,” kata dia saat dikonfirmasi, Selasa, 9 Juli 2024.

Mantan Auditor Inspektorat Luwu ini melanjutkan, bahwa sejumlah item akan dikerjakan dalam pembangunan lanjutan itu, seperti lantai, dinding, interior, plafon, dan instalasi listrik. Tahap 1 kata dia, pembangunannya hanya atap dan tiang penyangga saja.

“Jadi kami ini nantinya mengerjakan finishingnya, karena yang ada hanya tiang dan atapnya. Jadi kami kerja sesuai dengan RAB dan perencanaannya,” tuturnya.

Rumah budaya ini sempat mendapatkan sorotan dari sejumlah anggota DPRD Luwu. Dalam rapat paripurna hasil pembahasan Laporan APBD 2023, Rabu, 10 Juli 2024, beberapa fraksi menyampaikan pandangan akhirnya terhadap pembangunan rumah budaya itu.

“Pembangunan rumah adat kamanre yang dibangun telah menelan biaya miliaran rupiah namun tidak pernah selesai, kemudian Tahun Anggaran 2023 dibangun kembali dengan nomenklatur yang tidak jelas, Pembangunan baru kah atau rehabilitasi, karena itu masih perlu dilakukan pendalaman,” ungkap Yani Mulake saat menyampaikan pandangan akhirnya dalam rapat tersebut.

Sebelumnya juga Andi Admiral Kaddiraja anggota dewan dari Partai PDI Perjuangan menyoroti pembangunan ini. Ia mengatakan bahwa pembangunan yang ada sekarang tidak menampakan estetika atau keindahan dari sebuah pembangunan rumah budaya, terlebih kata dia, penyangga atap bangunan tersebut menggunakan rangka baja.

DPRD Luwu mewanti-wanti pembangunan ini, sebab tahun ini pemerintah kembali menggelontorkan anggaran sebesar Rp 1,4 Miliar lebih untuk menyelesaikan pembangunan tersebut. DPRD juga sempat menimbang anggaran sebelummya dengan hasil pembangunan yang tidak rasional.

Jaga-jaga Pembangunan Mangkrak dan Tidak Bermanfaat

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Afif Hamka sudah memikirkan output pembangunan itu ketika sudah selesai. Pihaknya kata dia telah menyediakan sejumlah perencanaan agar bangunan itu bisa bermanfaat.

“Rumah itu bisa Jadi sekolah budaya, bisa juga menjadi sumber pendapatan daerah seperti ketika ada kegiatan tudang sipulung bisa saja tempat itu kita persewakan,” ungkapnya.

Lebih jauh perencanaannya, Afif mengjelaskan, bagaimana rumah budaya itu bisa menjadi ikon Luwu serta masyarakat ingin menggelar foto prewedding tempat itu bisa digunakan dan bisa saja kata Afif, menjadi sumber pendapatan.

“Yang jelas kami tidak hanya memikirkan pembangunannya, tetapi ketika sudah selesai kita mau apakan ini bangunan. Saya kira ini yang penting,” pungkas Afif. (Jayanto)



Komentar