92 Calon Guru Penggerak Luwu Ikuti Coaching Clinik

Kabardedikan.com, Luwu — Sebanyak 92 Calon Guru Penggerak angkatan 11 di Luwu mengikuti coaching clinic program guru penggerak angkatan 11 di Belopa, Sabtu, 3 Februari 2023. Mereka yang mengikuti coaching singkat ini telah lulus pada tahap pertama.

Jufri Sekretaris Dinas Pendidikan Luwu membuka acara ini menuturkan agar para peserta bisa mengikuti secara serius pada materi yang dibawakan oleh para coach (pemateri). Sebab dalam tes tahap dua ini para calon guru penggerak akan diuji mengajar dan wawancara yang dilakukan secara daring dari tim Assesor Kemendikbudristek.

“Ini kesempatan yang baik bagi para calon guru penggerak yang telah memasuki tahap 2. Sebab kesempatan untuk bisa bertanya langsung kepada para coach, dengan begitu kita bisa mempersiapkan langkah apa yang dihadapi dalam tes nanti,” ujar mantan Kepala Bidang GTK Dinas Pendidikan Luwu ini. Dirinya juga mengingatkan agar para calon guru penggerak juga selalu memantau SIMPKB untuk mengetahui jadwal tes.

Tes calon guru penggerak pada tahap dua ini mencakup uji keterampilan dan pengetahuan dalam bidang pendidikan dan pengembangan kurikulum. Mereka diminta untuk melakukan simulasi pengajaran atau presentasi mengenai topik tertentu untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam mengajar dalam sesi pembelajaran.

“Saya berharap teman-teman yang telah lulus tahap satu dan menuju tes tahap dua untuk sungguh mengikuti coaching serta terus belajar. Sehingga bisa lulus dan mengikuti Program Guru Penggerak (PGP) selama 6 bulan ke depan dan lulus menjadi Guru Penggerak sebagaimana harapan kita,” ujar Jufri.

Coaching sehari ini, Dinas Pendidikan Luwu bekerjasama dengan Balai Beserta Guru Penggerak atau BBGP Sulawesi Selatan. Menghadirikan 3 coach Komunitas Guru Penggerak Luwu yakni Sugianto Musal, S.Pd., M.Pd; Darnianti Masau, S.Pd.Gr., M.Pd; Herlina Rahman, S.Pd., M.M.

Dalam materinya mereka membawakan bagaimana kiat sukses lolos guru penggerak tahap 2. Dalam seleksi tahap dua ini mereka, calon guru penggerak melakukan simulasi mengajar dan wawancara.

Sugianto Musal menjelaskan bagaimana seharusnya simulasi mengajar. Kata dia, simulasi mengajar akan diadakan selama 15 menit, 5 menit di sisa waktu digunakan untuk wawancara.

Dirinya memberikan tips kepada 92 calon penggerak Luwu ini untuk fokus pada tahap pembuka, inti dan penutup pembelajaran. “Lakukan simulasi mengajar seolah-olah pengajaran tatap muka di kelas,” ujarnya. Seraya mengatakan pentingnya posisi laptop terhadap posisi tubuh setidaknya 70 persen dari badan peserta.

Sementara itu Darnianti Masau menuturkan dalam unsur penilaian simulasi mengajar terbagi atas empat kompetensi. Pada kompetensi pertama para peserta dinilai bagaimana mengembangkan lingkungan kelas yang memfasilitasi murid/peserta latih belajar secara aman dan nyaman.

“Peserta menggembangkan pembelajaran dengan mempertimbangkan tujuan pembelajaran yang relevan bagi murid/ peserta latih dan strategi komunikasi yang baik,” jelasnya.

Pada kompetensi 2, peserta jelas dia memandu dan merefleksikan proses belajar mengajar yang efektif. “Peserta memandu pelajaran dengan mempertimbangkan strategi yang dapat membantu murid dalam memperoleh dan/atau menerapkan pengetahuan”.

Selanjutnya Kompetensi 3 — menunjukkan kebiasaan refleksi untuk pengembangan diri (Self-regulated learning). Peserta melakukan refleksi diri terhadap praktik pembelajaran yang telah dilakukan.

“Kompetensi 4: Mendesain proses belajar mengajar yang efektif. Peserta dapat merancang strategi penilaian yang baik,” tandasnya.

Sedangkan dalam tes wawancara. Herlina Rahman mengungkapkan para peserta akan mengikuti sesuai waktu yang telah ditentukan. Akan tetapi para peserta diingatkan menyediakan laptop menangkap suara dan gambar yang jernih.

“Berikan jawaban berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Sebab para peserta hanya memiliki waktu 60 menit dan menghadapi 2 tim asesor secara bersamaan,” ujar Herlina.

Sedangkan dalam tes wawancara ada enam kompetensi yang dihadapi para peserta yakni pengambilan keputusan, inisiatif mengambil tindakan, membangun hubungan yang positif, coaching, pembelajaran berkelanjutan, daya juang atau resiliensi, kematangan beretika, serta tujuan atau misi. (Jayanto)

Komentar