FPE Cabang Morowali Minta Produksi PT ITSS Berhenti Sementara

Kabardedikan.com, Morowali —Federasi Pertambangan dan Energi atau FPE Cabang Morowali meminta pemerintah melakukan investigasi secara menyeluruh PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) pasca ledakan tungku smelter ITSS pada Minggu pagi, 24 Desember 2023. Akibat ledakan itu, 13 pekerja meninggal dan 46 korban luka ringan dan berat.

FPE Cabang Morowali juga mendesak PT ITSS menghentikan sementara produksinya agar memudahkan tim investigasi melakukan tugasnya. Terlebih menurut mereka, PT IMIP telah lalai menjamin keselamatan para pekerja hingga terjadi insiden tersebut.

“Kami meminta pihak PT IMIP bertanggung jawab kepada korban dan keluarga korban atas kejadian tersebut,” ungkap FPE Morowali dalam keterangan persnya.

Mereka juga mengimbau kepada seluruh buruh di kawasan PT IMIP untuk sementara waktu berhenti bekerja sampai selesainya investigasi gabungan. Serta meminta perusahaan menjalankan Kepmenaker nomor 349 tahun 2019 yakni menghentikan pekerja Asing yang menjabat sebagai Tim Safety.

Sementara itu Deddy Kurniawan Media Relationship Head PT IMIP dalam keterangannya menuturkan, manajemen IMIP telah membentuk tim penanganan dampak kecelakaan kerja di lokasi pabrik PT ITSS.

Pihak IMIP jelas Deddy juga telah berkoordinasi pihak safety tenant, satuan pengamanan objek vital nasional (PAM Obvitnas) Kawasan IMIP, Polda Sulawesi Tengah, Korem Tadulako, dan jajaran pemerintah Kecamatan Bahodopi dan Kabupaten Morowali atas kejadian tersebut.

“Jumlah korban meninggal sebanyak 13 orang, 9 pekerja Indonesia dan 4 pekerja asal Tiongkok. Sebanyak 46 korban terluka umumnya disebabkan karena terkena uap panas,” jelas Deddy dalam ketenangan tertulisnya.

29 korban luka itu telah dirujuk ke RSUD Morowali, 12 orang sedang dilakukan observasi di Klinik IMIP dan 5 orang rawat jalan.

“Manajemen PT IMIP telah menanggung seluruh biaya perawatan korban pascakecelakaan, serta memenuhi hak dan kewajiban para korban beserta keluarganya,” ungkap Deddy.

Dirinya juga membantah jika kecelakaan itu disebabkan tabung oksigen yang meledak. Akan tetapi ungkap Deddy, pada saat pekerja melakukan pemeliharaan rutin di tungku smelter nomor 41 terdapat sisa slag atau terak besi dalam dinding tungku yang runtuh dan mengalir keluar kemudian bersentuhan dengan barang-barang yang mudah terbakar sehingga mengakibatkan kebakaran.

“Akibat itulah pekerja yang berada di lokasi mengalami luka-luka hingga korban jiwa,” katanya.

Deddy mengungkapkan, pihaknya berkomitmen menyelesaikan dan akan menangani peristiwa ini dengan sebaik-baiknya.

“Jajaran Direksi dan seluruh karyawan kawasan industri PT IMIP sangat menyesalkan peristiwa tersebut dan berbela sungkawa terhadap seluruh karyawan yang menjadi korban beserta keluarganya,” pungkasnya. (*)

Komentar