Habiskan Anggaran Ratusan Juta, Pasar Desa Papakaju Mangkrak

Kabardedikan.com, Luwu — Tidak adanya penjual ataupun aktivitas jual beli, menandakan Pasar Desa Papakaju Kecamatan Suli mangkrak. Hingga siang, Minggu, 7 Mei 2023, hanya semak belukar memenuhui lahan pasar seluas hampir setengah hektar itu.

Kios-kios dengan luas kurang lebih 3X3 meter itu tergembok, hanya satu kios yang terbuka kosong melompong. Papan yang bertuliskan Pasar Desa Papakaju Kecamatan Suli Kabupaten Luwu juga sudah bersandar di tiang kios pasar.

Kios bercat merah di pintu dan jendelanya itu berjumlah 14 dengan dibatasi satu dinding; 7 kios menghadap depan sisanya 7 kios menghadap belakang. Bangunannya tampak kokoh, hanya saja nampak sudah lama tidak ditempati.

Bangunan lainnya berupa los pasar dan los untuk jual ikan, hanya semak belukar rumput yang mengeliling bangunan itu. Tampak dua rumah warga di belakang pasar itu disebut-sebut salah satunya rumah milik anak kepala desa.

Menurut salah satu warga Desa Papakaju mengatakan, pasar tersebut hanya berjalan selama tiga bulan sejak diresmikan tahun 2016 lalu. Sumber ini mengatakan, tidak adanya penjual beraktivitas di pasar tersebut lantaran lokasi pasar tidak strategis, terlebih para penjual yang meramaikan pasar itu berasal dari luar desa Papakaju.

“Lokasinya tidak layaklah, bagaimana orang mau lihat ada pasar letaknya bukan di jalan poros. Pasar itu kelihatan sembunyi,” kata sumber Kabardedikan.com ini.

Pasar Desa Papakaju memang berada dalam lorong perkebunan masyarakat. Saat kami berkunjung ke pasar itu, letaknya lebih 800 meter dari jalan poros Desa Papakaju, sama sekali tidak terlihat di jalan poros Desa.

Pembangunan pasar itu menggunakan anggaran desa. Kucuran dananya pun dilakukan dua kali tahap. Menurut sumber kami, pasar itu dibangun tahun 2016 dengan anggaran 496 juta lebih, pada tahun berikutnya dianggaran kembali sebesar 170 juta untuk dibangun los jual ikan.

Tidak hanya mangkrak jadi sorotan pasar desa Papakaju, ihwal lain ialah salah satu warga pemilik lahan pasar tersebut masih membayar PBB tanah meskipun sudah dibeli Kepala Desa.

Selain itu juga, salah satu rumah di belakang pasar milik anak Kepala desa diduga masih lahan pasar. Rumah itu juga pernah masuk dalam program bedah rumah menurut sumber kami.

Saat dikonfirmasi, Kepala Desa Papakaju Muh. Tahir Hakim membantah telah mengambil lahan pasar untuk pembangunan rumah anaknya.

Namun Dirinya tidak menampik jika pada waktu membeli tanah tersebut untuk pembangunan pasar. Tetapi dalam perjalanannya hanya kurang setengah hektar yang dirinya hibahkan untuk pembangunan pasar, sisanya untuk persiapan pembangunan rumah.

“Tanah itu saya beli sekaligus dengan tanah rumah itu, tetapi setelah saya mau hibahkan untuk lokasi pasar saya sisa untuk perumahan sebanyak 14 meter ke belakang. Rugi saya kalau saya mau anggarkan untuk semua ke pasar sedangkan dana pribadi saya pakai,” katanya. seraya mengatakan punya hitung-hitungan untuk tanah tersebut.

Informasi yang kami himpun, pemilik tanah lokasi pasar itu sebanyak lima orang. Meski saat dikonfirmasi Tahir mengatakan hanya empat orang. Tanah tersebut dibeli dengan uang pribadinya totalnya sebesar 83 juta.

Saat ditanya status salah satu warga yang masih membayar pajak PBB tanahnya satu lahan tanah pasar, Tahir menjelaskan jika warga tersebut belum melapor ke Pemdes untuk dipecah.

“Saya akui itu memang belum dipecah, tetapi persoalannya juga dia (pemilik tanah) tidak pernah datang ke kantor agar lokasi tanahnya di pasar minta dipecah,” jelas Tahir saat dikonfirmasi di rumahnya, Minggu, 7 Mei 2023.

Kepala desa tiga periode ini membantah jika tidak memperhatikan pasar tersebut. kata dia, penyebab pasar tersebut mangkrak lantaran waktu itu jalan desa Papakaju belum aspal sehingga menurutnya penjual kesulitan untuk datang meramaikan pasar.

Dirinya mengklaim pasar itu sempat berjalan selama hampir setahun meskipun sebelumnya narasumber Kabardedikan mengatakan hanya berjalan selama tiga bulan. Kepala desa Tahir berjanji akan menghidupkan kembali pasar tersebut, terlebih pasar itu telah menjadi misi kepimpinannya: mendorong terwujudnya ekonomi kerakyatan dengan pola pengoperasian pasar desa.

“Kita akan hidupkan kembali pasar itu, karena itu salah satu program saya. Kami rencana akan rabat sampai lokasi pasar, mungkin tahun depan,” jelas Tahir.

Dirinya menegaskan telah merealisasikan janji politiknya; Pasar Desa Papakaju. Penyebab lain sehingga pasar tersebut belum maksimal hingga saat ini bukan keinginan Tahir selaku kepala desa, dirinya menyakini salah satu penyebab belum maksimalnya pasar itu lantaran akses jalan pada waktu itu belum baik seperti saat ini.

Kondisi pasar desa yang mangkrak bertahun-tahun telah merugikan negara terlebih anggaran tersebut menghabiskan hingga ratusan juta tanpa ada asas manfaat, akan tetapi bukan hanya Pasar Desa Papakaju satu-satunya Pasar mangkrak di Kabupaten Luwu, di Kecamatan Ponsel juga ada pasar hingga saat ini mengalami kondisi serupa. (JAYANTO)

Komentar