Tim KB Keliling Luwu Upayakan Peningkatan KB Jangka Panjang, Tahun 2021 Baru Mencapai 67,96%

Kabardedikan.com, Luwu – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Luwu terus melakukan peningkatan kesertaan KB dengan metode kontrasepsi jangka panjang di aula Puskesmas Bua, Kamis, 17/03/2022.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Tim KB Keliling DPPKB Luwu ini mengharapkan peningkatan kesertaan ber- KB dengan motede jangka panjang. Tujuannya menunda atau mengendalikan jarak kehamilan dan mengontrol kesuburan.

Alat kontrasepsi ini sendiri menggunakan metode IUD (spiral), Implan atau susuk, Metode Operasi Wanita atau Tubektomi dan Metode Operasi Pria atau vasektomi.

Dalam catatannya Sekretaris DPPKB Luwu mengungkapkan hingga Desember 2021 Peserta KB aktif di kabupaten Luwu sebanyak 34.300 orang atau sekitar 67,96 persen dari jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 50.473 orang.

Katanya di Kecamatan Bua sendiri “Peserta KB aktif sebanyak 3.192 orang atau 70,64 persen dari total 4.519 orang Pasangan Usia Subur,” ungkap Sahrun

Sahrun mengungkapkan: “Pada kegiatan ini, sebanyak 26 Akseptor memperoleh pelayanan KB, dimana 24 akseptor menerima layanan pemasangan Implant dan 2 akseptor menggunakan IUD.”

Dr. Hj. Hayarna Basmin sendiri yang sempat hadir pada kegiatan itu mengatakan program KB ini sangat didukung oleh TP PKK Kabupaten Luwu. Katanya Hj. Hayarna, program ini berkaitan dengan program peningkatan kesejahteraan Keluarga.

Istri Bupati bilang, kegiatan ini bertujuan mewujudkan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera, “Dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk,” katanya.

Sambungnya, “Secara khusus program KB dirancang untuk menciptakan kemajuan, kestabilan, kesejahteraan ekonomi, sosial, serta spiritual setiap penduduk,” bebernya.

Oleh karenanya program KB metode kontrasepsi jangka panjang ini diperkenalkan, tujuannya menunda atau mengatur jarak kehamilan untuk jangka panjang atau waktu yang cukup lama.

Kata Hj. Hayarna lagi, perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan bisa digunakan dengan penggunaan alat alat kontrasepsi. Dengan program KB agar keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan sejahtera (NKKBS).