Jurnalis JPG Bekali Pelajar Luwu Tangkal Berita Hoax

Kabardedikan.com, Luwu – Jurnalis Luwu yang tergabung dalam Jurnalis Pangkalan Galau (JPG) memberikan sosialisasi tentang bahaya informasi dan berita hoax di media sosial. Kegiatan yang bertajuk “Bijak Bermedia Sosial” itu dilaksanakan di sekolah YPN Noling, Rabu, 9 Oktober 2024.

Salah satu tujuan dari kegiatan ini ialah mengharapkan siswa YPN Noling dapat menjadi pengguna media sosial yang cerdas, bijak, dan bertanggung jawab, serta mampu menghadapi tantangan digital di masa depan apalagi era digital sekarang semakin berkembang pesat.

Kepala YPN Noling Pardi Mirani mengapreasiasi kegiatan tersebut. Terlebih saat ini edukasi-eduakasi seperti ini memang perlu dibekali para genarasi muda agar tidak mudah terpengaruh oleh berita atau informasi hoax.

“Memang perlu kesadaran dalam bermedia sosial untuk menghindari dampak negaif dari penyebaran hoakx. Dengan mengetahui bahayanya, maka kita terhindari dari menyebarkan hal-hal negatif,” ungkapnya.

“Saya berharap, setelah kegiatan ini, siswa-siswi YPN Noling tidak terpengaruh berita atau informasi yang bersifat provokatif,” tambahnya.

Sementara itu, pemateri dari kegiatan itu ialah jurnalis Kompas TV Amran Amir dan Candra Mallojo dari media Eksposindo.com. Amran dalam materinya memaparkan wawasan mendalam tentang etika dalam bermedia sosial.

“Perlu menyaring informasi yang valid, serta pentingnya menjaga privasi dan harusnya akun media sosial kita adalah bagaimana membangun citra diri positif di media sosial dan memanfaatkannya untuk hal-hal yang produktif,” jelas Amran.

Acara itu berlangsung interaktif dengan adanya sesi tanya jawab, di mana para peserta dengan antusias mengajukan pertanyaan seputar pengalaman mereka dalam menggunakan media sosial.

Para siswa diajak untuk lebih kritis dalam mencerna informasi dan lebih bertanggung jawab dalam membagikan konten.

Riska, siswi Kelas XII SMA YPN Noling menyambut baik kegiatan ini. menurutnya kegiatan tersebut menambah wawasan tentang bijak dalam menggunakan Media Sosial (Medsos).

“Kami belajar banyak tentang pentingnya verifikasi informasi sebelum menyebarkannya. Sekarang, saya lebih berhati-hati dalam memposting dan membagikan konten, terutama yang berhubungan dengan isu sensitif,” kata dia. (*)

Komentar