Dinilai Mahal, Sisa Kayu Pembangunan Rumah Budaya Dipertanyakan

Kabardedikan.com, Luwu – Pembangunan Rumah Budaya yang terletak di samping Kantor Kecamatan Kamanre menuai sorotan dari Tim Pansus Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD Luwu. Sorotan itu disampaikan pada saat rapat Laporan Pertanggungjawaban APBD 2023, Senin, 8 Juli 2024.

Salah satu hal yang disorot dan dipertanyakan anggota dewan dari pembangunan itu ialah sisa bangunan (kayu) tersebut. Sebab menurut mereka tidak mengetahui sisa bangunan tersebut ke mana.

“Karena ini rehab, sisa bangunan yang tidak terpakai di bangunan sekarang, itu dilelang ya?, atau bagaimana?, pendapatan lelang berapa,” tanya Basaruddin Ketua Pansus DPRD Luwu kepada Penjabat Pembuat Komitmen (PKK) proyek tersebut.

Sementara anggota dewan lain H Muliadi dari FraksI Perindo mempertanyakan proses lelang dari sisa bangunan tersebut. Sebab menurutnya, yang namanya proses lelang harus dilakukan secara terbuka.

Sejurus itu Yani Mulake dewan dari PAN mengatakan bahwa seyogyanya jika sisa bangunan itu melewati proses lelang harusnya dibuka secara publik agar diketahui apa yang dilelang.

“Karena di sana itu kayu Ulin dan mahal. Itu dipesan di Kalimantan itu. Kalau tidak salah anggaranya itu dulu Rp1,5 M. Ini yang perlu kita tahu kayu yang mana yang dilelang,” kata dia.

Sementara itu Penjabat Pembuat Komitmen atau (PKK) proyek tersebut Wawan menjelaskan jika harga sisa kayu atau bangunan tersebut sebesar Rp 10 juta.

“Itu sudah sesuai taksasi dari Dinas PUTR Luwu,” kata dia. Proses lelangnya dilakukan secara internal tidak melewati proses lelang terbuka di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL).

Hal tersebut diamini Dhani, pihak PUTR yang ikut menghitung taksasi nilai kayu sebesar Rp 10 juta. Dirinya mengungkapkan sisa bangunan tersebut sudah tidak utuh lagi.

“Diperkiran nilai bongkarannya seperti itu (Rp 10 Juta). Saya rasa penilaiannnya sudah objetif,” tandasnya.

Sorotan DPRD terhadap rumah budaya ini tidak hanya sebatas sisa bangunan saja. Mereka menyoroti pembangunannya secara utuh sebab menurut mereka pembangunan tersebut telah menelan anggaran miliaran rupiah. Rencananya, tahun ini, pembangunan rumah budaya itu kembali dilanjutkan.(Jayanto)

Komentar