Waspada Deman Berdarah, di Luwu Terkonfirmasi 20 Kasus, 1 Meninggal Dunia, Kemenkes Turun Tangan

Kabardedikan.com, Luwu – Tim Kementrian Kesehatan dan Dinas Provinsi Sulawesi Selatan bertandang ke Kabupaten Luwu atas Kejadian Luar Biasa Deman Berdarah Dengue atau KLB DBD di Desa Cimpu Muara Selatan. Diketahui di desa tersebut ada 15 orang terserang DBD dan 1 orang anak (3 tahun) meninggal dunia.

Dokter Agus, salah satu tim dari Kementerian Kesehatan mengatakan, Luwu khususnya Desa Cimpu masuk kategori KLB DBD lantaran ada pasien yang meninggal dunia.

“Dikatakan KLB karena situasi yang biasa menjadi tidak biasa karena ada kematian. Kalau tadinya ada kasus terus muncul lagi itu bukan KLB, kalau ada kematian itu KLB,” ungkap Agus.

Dokter Agus juga mengungkapkan salah satu penyebab warga Desa Cimpu terserang DBD lantaran lingkungan yang kurang bersih. Akibatnya, jentik nyamuk DBD atau nyamuk Aedes aegypti mudah berkembang biak.

Olehnya, ia menyarankan kepada warga Luwu khususnya Desa Cimpu tetap menerapkan PSN 3M Plus atau Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan cara Menguras, Menutup dan Mendaur Sampah.

Adapun Plusnya adalah Menaburkan bubuk larvasida (bubuk abate) pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, menaruh ikan di penampungan air dan menanam tanaman pengusir nyamuk.

Namun Agus mengungkapkan setelah melakukan pemetaan lokasi, kasus DBD ini memang hanya di Desa Cimpu, tetapi dirinya tetap menyarankan kepada seluruh warga Luwu untuk melakukan langkah pencegahan tanpa harus menunggu ada kasus yang terjadi.

Terlebih dirinya mengingatkan saat ini musim pancaroba yang biasa kasus DBD sering terjadi. ” Peran masyarakat dan pemerintah bersama-sama mencegah DBD. Karena jika mengandalkan pemerintah (Puskesmas, Kecamatan, Desa) saja itu tidak cukup, selain itu butuh kesadaran masyarakat untuk mencegah DBD ini,” pungkasnya.

Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Luwu dr Rosnawary kepada kami saat dikonfirmasi pada Rabu, 26 Januari 2023 membenarkan adanya kasus DBD ini sebanyak 20 orang dan satu meninggal dunia. Namun Kadis Kesehatan tidak membeberkan lebih lanjut wilayah wilayah mana saja yang terjadi DBD selain Desa Cimpu.

“Betul ada kasus meninggal dengan demam berdarah 1 orang, tapi menurut informasi dokter yang menangani bahwa penyebab utama pasien yang meninggal ada penyakit penyertanya yaitu penyakit paru,” kata Rosnawary, tetapi Kadis Kesehatan meminta kami untuk mengkonfirmasi langsung ke pihak rumah sakit.

Rosnawary juga memaparkan kasus deman berdarah ini terjadi pada bulan Desember sampai Januari 2023. Kasus yang terlapor pada bulan tersebut sebanyak 20 kasus dan kabarnya saat ini masih ada 1 orang dirawat di rumah sakit.

Namun saat kami konfirmasi pihak Rumah Sakit Batara Guru, Dokter Daud Direktur Rumah Sakit Batara Guru mengatakan kepada kami jika sampai saat ini masih ada dua orang yang dirawat.

“Masih dirawat dua orang,” katanya saat dikonfirmasi, Kamis, 26 Januari 2023.

Sementara itu, Kepala Desa Cimpu Alimuddin menjelaskan awal kejadian ini saat salah satu anak masyarakat Desa Cimpu mengalami deman tinggi dan masuk rumah sakit. Kejadian tersebut di awal bulan Desember.

“Awalnya satu orang masuk rumah sakit, terus satu dua hari bertambah tiga orang hingga bulan Januari ini bertambah dan ada satu orang anak meninggal positif DBD,” terangnya.

Dirinya menjelaskan juga terjadinya KLB DBD ini lantaran adanya jentik jentik nyamuk di selokan atau saluran pembuangan rumah warga. Hal itu diketahuinya saat tim dari Puskesmas, Kecamatan, Polsek dan Danramil Suli melakukan pembersihan lingkungan pada bulan Desember lalu.

Alimuddin mengungkapkan telah melakukan berbagai upaya saat kasus pertama terjadi untuk melakukan pencegahan namun kasus semakin bertambah. Tetapi dirinya berupaya karena kasus ini telah terjadi sehingga ke depan akan membuat program khusus pencegahan DBD.

Tujuannya agar kasus DBD tidak terjadi lagi di Desa Cimpu, “Insyaallah salah satu program ke depan bagaimana mengantisipasi tidak terjadi lagi kasus seperti ini, salah satunya membuat tempat sampah,” tandasnya.

Terjadinya KLB DBD karena lingkungan yang kurang bersih di Desa Cimpu dusun Muara Selatan juga dibenarkan Kepala Puskesmas Suli Ners Syahrir.

Dari hasil penyelidikannya di lapangan setelah kasus pertama terjadi ialah sampah masyarakat ada dimana-mana, saluran air tidak lancar yang mengakibatkan kasus DBD meningkat di Desa Cimpu.

Syahrir juga membantah jika tidak melakukan upaya apapun di desa lain di bawah wilayahnya selain Desa Cimpu. Diketahui beberapa masyarakat bertanya kenapa di desa mereka juga tidak dilakukan fogging untuk mencegah terjadinya DBD.

“Fogging itu jika ada kasus terjadi. Nyamuk Aedes aegypti jaraknya terbangnya 200 meter, sehingga hal yang bisa dilakukan di desa lain adalah menjaga kebersihan lingkungan masing-masing wilayah,” katanya.

Sebelumnya Bupati Luwu juga telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) pada 2 Januari 2023 atas merebaknya kasus ini. SE itu meminta kepada masyarakat waspada terhadap terjadinya DBD dengan beberapa langkah;

Pemberantasan vektor penular DBD dengan melaksanakan gerakan Pemberantasan Barang Nyamuk (PSN) secara rutin melalui kegiatan 3M PLUS yaitu:Menguras dan menyikat bersih bak mandi minimal 1 kali seminggu, Menutup tempayan drum di tempat penampungan, Memanfaatkan/mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air

PLUSnya ialah Mengganti air vas bunga, tempat minum burung, atau tempat lainnya yang sejenis setiap 1 minggu sekali, Memperbaiki saluran dan talang yang tidak lancar/rusak, Menutup lubang-lubang pada potongan bambu/pohon, Menaburkan bubuk pembunuh jentik ditempat-tempat yang sulit dikuras, Memelihara ikan pemakan jentik di kolam atau bak bak penampungan air misalnya ikan cupang, ikan timah, Memasang kawat kasa di jendela dan pintu rumah Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar, Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai Menggunakan kelambu pada saat tidur atau memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk Membersihkan lingkungan dari sampah-sampah dan sarang nyumuk. (Jayanto)

Komentar