Ihwal Penggilingan Padi di Luwu Tidak Memiliki Asas Manfaat Kembali Diusulkan di Tahun 2022

Pengadaan Rice Milling Unit di Desa Lumaring tahun 2019

KABARDEDIKAN.COM, Luwu – Perihal pengadaan Rice Miling Unit (RMU) atau penggilingan padi di Kabupaten Luwu tahun 2022 patut diawasi hingga berjalan. Pasalnya, beberapa kali pengadaan RMU tersebut, unit program ini tidak berjalan sesuai manfaatnya.

Padahal, Program ini patuh didukung. Di mana program pengadaan rice miling itu menjadi tumpuan lumbung pangan desa secara khusus. Terlebih bisa meningkatkan perekonomian masyarakat di area RMU tersebut.

Sebagaimana harapan Bupati Luwu, “Jangan lagi padi baru menguning sudah dijual. Kita ingin wujudkan tanam, petik, olah, jual. Kalau seperti ini kita lakukan pasti masyarakat akan sejahtera, karena pendapatan dan penghasilan meningkat,” ungkap Basmin, dilansir dari Media Humas Pemkab Luwu, 20 Desember 2012. Saat meresmikan RMU di Desa Senga Selatan.

Sayangnya, harapan Bupati itu hingga hari ini tidak terwujud. Program yang menelan anggaran ratusan juta itu tidak berjalan sejak diberikan kepada pengelola masing-masing.

Sekedar informasi, jika program ini dilaksanakan pada tahun 2019 dan 2021. Dari data yang kami temukan di sistem informasi umun pengadaan, masing-masing anggaran di tahun 2019 sebesar Rp. 175.000.000 dan di tahun 2021 menelan anggaran Rp.190.000.000 dan Rp. 260.000.000 melalui Dinas Ketahanan Pangan Luwu.

Pengadaan Rice Milling Unit di Desa Balla tahun 2021

Adapun titik lokasi Rice Miling Unit itu di Desa Lumaring Kecamatan Larompong dan Desa Temboe Kecamatan Larompong Selatan pada tahun 2019. Kemudian kembali diadakan tahun 2021 di Desa Senga Selatan Kecamatan Belopa dan Desa Balla Kecamatan Bajo.

Kini bangunan itu sepi aktivitas. Bahkan beberapa bagian lantai pengering RMU itu retak. Tidak hanya itu, lokasi RMU ini dinilai tidak strategis. Bahkan ada salah satu RMU di belakang penggilingan padi milik pengusaha yang jauh lebih besar.

Dari informasi yang kami himpun, bahwa program tersebut telah berbagai upaya dilakukan agar bagaimana program RMU ini bisa berjalan dan berproduksi, namun upaya tersebut tidak terealisasi.

Upaya yang dimaksudkan seperti memberikan pinjaman kepada kelompok tani yang mengelola, namun karena pandemi usulan tersebut tidak berjalan. Selain itu juga, ada upaya untuk melakukan pemindahan lokasi tetapi sampai hari ini usulan itu pun tidak terlaksana.

Sudarmin, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek pada itu saat ditemui diruangnya mengatakan, selama program itu ia menilai sudah berjalan sesuai rencana, bahkan menurutnya unit tersebut sudah pernah ditest dan mengeluarkan hasil namun belum maksimal. RMU yang dimaksud Sudarmin ialah RMU di Desa Temboe.

Ia juga menilai tidak berproduksi RMU itu karena beberapa hal seperti Sumber Daya Manusia atau SDM pengelola yang belum mumpuni, kemudian lanjut dia tidak adanya permodalan untuk kelompok pengelola.

Hal senada yang dikemukakan Ketua Gapoktan Sipatuo Sipatokkong. Dalam kesempatannya kepada kami ia menuturkan jika sebenarnya unit tersebut berjalan, namun tidak adanya permodalan untuk membeli gabah sehingga proyek tersebut mandek.

” Sebenarnya Penggilingan Padinya berjalan, namun tidak ada gabahnya dan modal untuk menjalankan penggilingan padi itu.”

Ia juga melanjutkan jika ada ketakutan menjalankan RMU lantaran bisa saja merugi. ” Bagaimana kita mau jalankan, siapa tahu di modali kita malah rugi,” tandasnya

Kini Rice Milling Unit atau RMU itu sudah menjadi program yang tidak berjalan. Harapan Bupati Luwu tidak terlaksana. Namun harapan itu mulai muncul lagi dengan pengadaan RMU yang jauh lebih baik: segi anggaran dan unitnya di tahun 2022 ini.

Progres salah satu Pengadaan Rice Milling Unit tahun 2022

Tim Kabardedikan saat memantau proyek tersebut sudah mulai berjalan. Dua diantaranya yang kami temukan sudah mulai pembangunan. Para pengelola terus bekerja mengejar target batas waktu pengerjaan.

Kendati demikian, program ini patut pengawasan dan pengawalan lebih lanjut, tidak hanya proses pembangunan tetapi juga setelah proyek itu selesai. Mengingat program yang lalu tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Tim Peliputan : Jayanto, Rais, Ono

Komentar